Hai hai.. Selamat hari minggu!
Kami mau bercerita tentang hari minggu pertama kami di bulan mei ini.
Cerita late post nih tapi isinya
masih up to date dengan kehidupan
remaja gaul seperti kita. Persekutuan Pra Remaja Adisucipto membahas tema tentang
“Mana Yang Boleh”. Pembincangan kami pada hari minggu itu seru juga lho. Kami
ingin berbagi hasil pembelajaran kami dengan teman-teman semua di blog ini.
Selamat menikmati ya! Semoga jadi berkat ^-^
Boleh, Tidak, Boleh, Tidak
Ada lima orang yang bertugas
dalam persekutuan kemarin. Laras, Selda, dan Felis sebagai pembawa acara alias
emsi yang unyu-unyu. Lalu ada juga Daniel sebagai gitaris sejati Pra Remaja dan
Tante Alemyta Ginting sebagai pengisi renungan.
Tante Myta memulai renungan
dengan mengajak kami berdiskusi tentang delapan hal yang populer di kalangan
remaja. Pesta, merokok, ekstasi, nonton ke bioskop, pergi ke pub, pergi ke
diskotik, karaoke dan menonton film porno. Kami diminta untuk berpendapat
apakah kedelapan hal tersebut boleh atau tidak boleh dilakukan. Jika hal
tersebut boleh dilakukan, apa alasannya?
Jujur, jawaban kami bervariasi
sekali. Ada beberapa di antara kami yang mudah dan ada juga yang kesulitan
merangkai alas an untuk sesuatu yang boleh kami lakukan. Jawaban setiap kami
(sepertinya) tidak ada yang sama persis plek.. plek.. plek. Misalnya saja
berpendapat pergi ke pesta itu sah-sah, pergi ke bioskop sendirian agak
berbahaya, karaoke itu cuma untuk orang besar, dan masih banyak lagi.
Diskusi berlanjut ke kelompok
kecil. Kami dipisah antara kelompok cowok dan kelompok cewek. Topik pembahasan
berlanjut ke hal-hal yang sifatnya lebih khusus. Kelompok cowok membahas
beberapa aktifitas yang banyak menjadi sumber kejatuhan di kalangan laki-laki
sepeti merokok, menonton film porno, dan beberapa hal lainnya. Sementara itu,
kelompok cewek berdiskusi tentang hal-hal yang khas cewek banget sepeti pesta
pora, berpakaian seksi, ramalan bintang, dan hal-hal umum lainnya. Sekali lagi
jawaban kami tidak sepenuhnya sama.
Jawaban kami memang beda-beda.
Tidak semuanya sama karena standar kebenaran antara kami memang berbeda. Tante
Myta menjelaskan, masa remaja memang masa dimana ada banyak hal baru yang
terasa menarik. Remaja merupakan masa dimana anak-anak mulai beranjak dewasa
dan tidak terlalu tertarik lagi dengan hal yang anak-anak banget. Tiba-tiba
lawan jenis menjadi sesuatu yang terlihat dan terasa menarik. Minuman
beralkohol atau rokok terkesan sepeti sesuatu yang keren. Bergaya glamor
membuat seseorang menjadi terlihat wow dan fantastik. Dunia sosial media
menjadi benda wajib agar bisa eksis di pergaulan.
Semua itu salah ga sih? Boleh ga
kita lakukan? Bahkan Tante Myta sendiri bilang, dulu dia juga sempat merasa
kebingungan waktu berada di usia yang sama dengan kami. Dia membagi tips kepada
kami bagaimana cara menentukan apakah suatu hal boleh atau tidak boleh dilakukan.
Cek.. Cek.. Cek..
Surat Paulus untuk jemaat di
Korintus bisa menjadi panduan kita. Jika kita melihat 1 Korintus 10:23-11:1 , jemaat
di Korintus juga mengalami kebingungan yang sama seperti remaja seperti kita.
Kala itu Kota Korintus dipenuhi berbagai hal yang rusuh banget. Sebut saja
pemujaan kepada dewa berhala, … Sebagian dari jemaat Korintus mengalami
kebingungan menentukan apakah sesuatu itu boleh atau tidak boleh dilakukan.
Rasul Paulus yang tengah
berkunjung ke Kota Korintus memberikan penjelasan atas kebingungan tersebut.
Ada tiga hal yang bisa menjadi pertanyaan penentuan. Pertama, apakah hal
tersebut berguna dan membangun kita sendiri. Kedua, apakah hal tersebut dapat
memuliakan Allah? Ketiga, apakah hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi
orang lain?
So, teman-teman jangan bingung
lagi yang untuk menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak. Tinggal itung
ceklis dari tiga hal pertanyaan di atas. Semoga kita bisa menjadi remaja yang
oke di mata Tuhan dan sesame kita. Peace, love, and gaul from Jogja!
“Semua itu boleh tetapi tidak
semua itu berguna. Segala sesuatu boleh tapi tidak semua membangun”
-1 Kor 10:23
(evp)